Saya terkesan ibarat pantun berbalas mak Siti dan mbak Bintang keduanya saling berkirim ungkapan kata yang syahdu dan menyentuh. Saya ingin menyampaikan peristiwa itu yang memberikan kesan khusus. Kalau tidak tepat tolong mbak Siti dan mbak Bintang untuk meluruskannya.
Pertama: awal saya terima puisi GETIRAN HATI karya mbak Siti saya coba merenungkan makna puisi itu. Saya meraba suasana batinh pada waktu puisi itu ditulis. Saya memang berpikir seperti pembaca lain pada umumnya. Yaitu puisi itu menyampaikan kerinduan penulis kepada seseorang yang belum berbalas. Maka saya membuat terjemahan puisi itu dalam bahasa Jawa dengan suasana kerinduan kepada seseorang yang belum berbalas.
Tetapi setelah puisi itu diposting di blog mbak Siti juga diblog saya, saya akhirnya mencium itu bukan kerinduan kepada seseorang, tetapi kerinduan kepada Tuhan yang telah memberikan sangat banyak kebahagiaan kepada kita. Pertanyaan saya untuk mbak Siti: bagaimana sebenarnya suasana batin pada waktu itu di tulis apakah sebuah kerinduan kepada Allah, atau kerinduan kepada sesama?
Pertanyaan saya kepada mbak Bintang: apakah kesan kerinduan itu seperti yang saya katakan kerinduan kepada-Nya yang telah banyak kita terima kebahagiaan dari-Nya? Tetapi Penawar Rindu dari Razis Ismail itu dari lirik lagunya rasanya kok kerinduan seseorang kepada sesama, kepada kekasih yan ditunggu kehadirannya? Tolong mbak Bintang komentari.
Kalau diijinkan mbak Siti saya ingin menggubah GETIRAN HATI itu menjadi sebuah lagu, baik tentang kerinduan kiepada-Nya maupun kerinduan kepada sesama. Bagaimana mbak?
Pertama: awal saya terima puisi GETIRAN HATI karya mbak Siti saya coba merenungkan makna puisi itu. Saya meraba suasana batinh pada waktu puisi itu ditulis. Saya memang berpikir seperti pembaca lain pada umumnya. Yaitu puisi itu menyampaikan kerinduan penulis kepada seseorang yang belum berbalas. Maka saya membuat terjemahan puisi itu dalam bahasa Jawa dengan suasana kerinduan kepada seseorang yang belum berbalas.